DUNIA ISLAM

Beberapa Do'a Berbuka Puasa

6 komentar
Doa berbuka puasa DuniaIslam - Setelah mencari Do'a berbuka puasa di Mbah Google, banyak artikel yang menulis "Do'a berbuka puasa yang salah dan yang benar", entah memang mengetahui dengan sebenar-benarnya atau memang hanya copas dan ikut-ikutan. Terlalu gegabah menurut saya kalau menyebut do'a "Allahumma laka shumtu.. dst" salah.... Menurut saya yang bodoh, yang mengetahui mutlak salahnya sesuatu itu hanyalah Allah.

Diantara hal yang harus dijauhi dalam bermadzhab, yaitu fanatisme yang berlebihan.. merasa diri paling benar dan orang lain salah. Bagi sahabat yang merasa bingung, saya coba share beberapa do'a dalam berbuka puasa, yang saya kutip dari madinatuliman.com.

Imam An-Nawawi rahimahullah, salah seorang ulama mujtahid madzhab dalam Syafi’iyah menuliskan beberapa ragam do’a berbuka puasa didalam salah satu kitabnya, Al-Adzkar. Diantaranya doa berbuka puasa yang beliau sebutkan adalah

عن ابن عمر رضي اللّه عنهما قال‏:‏ كان النبيّ صلى اللّه عليه وسلم إذا أفطر قال‏:‏ ‏"‏ذَهَبَ الظَّمأُ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

"Dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhumaa, ia berkata : Ketika Nabi Shalalallahu ‘alayhi wa Sallam (selesai) berbuka puasa, beliau berdoa ; “Dahaga telah hilang, kerongkongan (urat-urat leher) telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya, InsyaAllah ta'alaa".

Do’a ini diriwayatkan oleh para imam-imam hadits, diantaranya Imam Abu Daud, Al-Nasaa’i, Al-Baihaqi didalam Sunanul Kubro dan Su’abul Iman, Ad-Daruquthni, Al-Baghawi didalam Syarhus Sunnah, Al-Jurnani didalam Tartib al-Amali, Al-Hakim didalam Al-Mustadrak dan lain sebagainya. Imam-imam besar yang disebutkan, semuanya adalah pengikut Madzhab Syafi’iyyah. Imam Ad-Daruquthni mengatakan “sanad hadits tersebut hasan”. Imam Al-Hakim mengatakan “hadits ini shahih berdasarkan kriteria persyaratan Imam Bukhori dan Muslim”. Imam Bukhari dan Imam Muslim, keduanya adalah pengikut madzhab Syafi’iyah. Imam Al-Bukhari belajar fiqh kepada Al-Humaidi, salah seorang murid Imam Syafi’i rahimahullah.

Mulla ‘Ali Al-Qori didalam Syarh Misykah Al-Mashobih, memberikan penjelasan bahwa maksud kalimat “Idza Afthoro, Ayy ba’dal Ifthori”. Yakni do’ tersebut dibaca setelah berbuka puasa.

Demikian juga dikomentari oleh Syaraful Haq ‘Adhim Abadi didalam Aunul Ma’bud, “Idza Afthoro, Ayy ba’dal Ifthori (ketika berbuka maksudnya adalah setelah berbuka puasa)”.

Imam Al-Nawawi juga menyebutkan do’a berikut ini :

عن معاذ بن زهرة أنه بلغه أن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم كان إذا أفطر قال‏:‏‏"‏اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ‏"‏

"Dari Mu'adz bin Zahrah bahwa ketika Rasulullah akan berbuka puasa, beliau mengucapkan ; "ya Allah, karena engkau aku puasa dan atas rizki yang engkau berikan aku berbuka".

Hadits ini banyak diriwayatkan oleh para imam hadits seperti Abu Daud, Al-Baihaqi, Ath-Thobroni, Ibnu Abi Syaibah dan lain sebagainya. Hadits ini diamalkan dan para ulama Syafi’iyyah dan ulama-ulama lainnya mencantumkan hadits ini didalam kitab-kitab Fiqih mereka.

Diantara yang juga disebutkan oleh Imam Al-Nawawi adalah

‏الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي أعانَنِي فَصَمْتُ، وَرَزَقَنِي فأفْطَرْتُ

"Segala puji bagi Allah yang telah memberikanku pertolongan maka aku berpuasa ,dan memberiku rizqi maka aku berbuka puasa". (HR. Ibnu Sunni didalam ‘Amal al-Yaum wal Lailah, Al-Baihaqi didalam Syu’abul Iman, Al-Jurnani didalam Tartib al-Amali, dan lain-lain)

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنا، وَعلى رِزْقِكَ أَفْطَرْنا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إنَّكَ أنْتَ السَّمِيعُ العليم

"Yaa Allah karane Engkau kami berpuasa, atas rizqi yang Engkau berikan, kami berbuka puasa, maka terimalah puasa kami, Sesesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (HR. Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-Yaum wal Lailah, Ad-Daruquthni didalam sunnannya, Al-Jurnani dan lain-lain)

Ragam do’a diatas semuanya dapat diamalkan. Dan orang yang berpuasa ketika berbuka, do’anya tidak akan pernah tertolak. Hal ini juga disebutkan oleh Imam Nawawi didalam kelanjutannya sekaligus bagian dari ragam do’a ketika berbuka, yaitu sebagai berikut :

عن عبد اللّه بن أبي مليكة عن عبد اللّه بن عمرو بن العاص رضي اللّه عنهما قال‏:‏ سمعت رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم يقول‏:‏ ‏"‏إنَّ للصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً ما تُرَدُّ‏"‏ قال ابن أبي مُليكة‏:‏ سمعتُ عبد اللّه بن عمرو إذا أفطرَ يقول‏:‏‏"‏اللَّهُمَّ إني أسألُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء أنْ تَغْفِرَ لي‏"‏‏

"Dari Abdullah bin Abi Malikah, dari Abdullah bin 'Amru bin al-'Ash -radliyallahu 'anahumaa- dia berkata : aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam mengatakan, "sesungguhnya bagi orang yang puasa ketika berbuka, do'anya tidak ada yang tertolak", Ibnu Malikah berkata : "Aku mendengar Abdullah bin 'Amru ketika berbuka mengatakan ; "Ya Allah sesungguhnya aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu yang sangat luas meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuni aku". (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Sunni, sanadnya shahih).

Beberapa Tambahan :

Imam Al-Mawardi didalam kitab Al-Iqna’ fil Fiqhi al-Syafi’i menyebutkan

مَا روى عَن رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم أَنه كَانَ يَقُوله بعد فطره ذهب الظمأ وابتلت الْعُرُوق وَثَبت الْأجر إِن شَاءَ الله

"Apa yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa Sallam ketik beliau berdo’a setelah berbuka puasa “Dahaga telah hilang, kerongkongan (urat-urat leher) telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya, InsyaAllah ta'alaa".

Imam Nawawi didalam kitabnya yang lan yakni Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzzab :

قال المصنف وسائر الاصحاب يستحب ان يدعوا عند إفطاره اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت وفي سنن أبي داود والنسائي عن ابن عمر " كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله تعالى " وفي كتاب ابن ماجه عن ابن عمرو بن العاص إن النبي صلى الله عليه وسلم قال " إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد " وكان ابن عمرو إذا أفطر يقول " اللهم برحمتك التي وسعت كل شئ اغفر لي

"Mushannif (pengarang:Imam Nawawi) dan seluruh ulama Syafi’iyah mensunnahkan berdo’a ketika berbuka puasa : ("ya Allah, karena engkau aku puasa dan atas rizki yang engkau berikan aku berbuka") Dan disebutkan didalam Sunan Abi Daud dan An-Nasaa-I dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW ketika berbuka mengucapkan: ( "Dahaga telah hilang, kerongkongan (urat-urat leher) telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya, InsyaAllah ta'alaa"). Sedangkan didalam kitab Ibnu Majah dari Ibnu Amr bin Al-‘Ash bahwa Nabi SAW bersabda : "Sungguh bagi orang yang berpuasa ketika berbuka, do’anya tidak akan tertolak". Ibnu Amru ketika berbuka puasa, ia berdo’a ("Ya Allah sesungguhnya aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu yang sangat luas meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuni aku").

Imam Zakariyya Yahya Al-Anshori didalam Asnal Matholib

و) ينبغي له (أن يقول بعد) وفي نسخة عند (الإفطار اللَّهُمَّ لَكَ صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت) لاتباع رواه أبو داود بإسناد حسن لكنه مرسل وروي أيضا أنه - صلى الله عليه وسلم - كان يقول حينئذ «اللَّهُمَّ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

"Selayaknya bagia orang yang berpuasa berdo’a setelah berbuka, sebagian mengatakan ketika berbuka puasa, dengan do’a “Allahumma Laka Shumtu wa ‘Alaa Rizqika Afthortu”, karena ittiba’, Abu Daud meriwayatkannya dengan sanad yang hasan akan tatapi haditsnya tergolong mursal. Dan diriwayatkan juga bahwa Nabi SAW berdo’a ketika berbuka puasa "Allahumma Dzahabadh Dhama' wabtallatil 'Uruq wa Tsabatal Ajru InsyaAllah"

Ibnu Hajar Al-Haitami didalam Minhajul Qawim

"و" يستحب "أن يقول عنده" يعني بعد الفطر: "اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت" اللهم ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله تعالى للاتباع فيهما

"Disunnahkan berdo’a ketika berbuka puasa yakni setelah berbuka puasa “Allahumma Laka Shumtu wa ‘Alaa Rizqika Afthortu, Allahumma Dzahabadh Dhama’ wabtallatil ‘Uruq wa Tsabatal Ajru InsyaAllah", karena ittiba’.

Al-Khatib Al-Syabini didalam Mughni Al-Muhtaj

(و) يستحب (أن يقول عند فطره) أي عقبه كما يؤخذ من قوله (اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ) وذلك للاتباع. رواه أبو داود مرسلا. وروي أيضا أنه - صلى الله عليه وسلم - كان: يقول حينئذ «اللَّهُمَّ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى»

"Disunnahkan berdo’a ketika berbuka puasa, yakni setelah buka puasa sebagai diambil dari sabda Nabi SAW “Allahumma Laka Shumtu wa ‘Alaa Rizqika Afthortu”, itu karena ittiba’ . Abu Daud meriwayatkannya secara mursal. Dan diriwayatkan juga bahwa Nabi SAW berdo’a ketika berbuka “Allahumma Dzahabadh Dhama’ wabtallatil ‘Uruq wa Tsabatal Ajru InsyaAllah".

Al-Bujairami didalam kitabnya Tuhfatul Habib 'ala Syarhi Al-Khatib menjelaskan

قَوْلُهُ: (اللَّهُمَّ لَك صُمْت) وَيُسَنُّ أَنْ يَزِيدَ عَلَى ذَلِكَ: " وَبِك آمَنْت وَبِك وَعَلَيْك تَوَكَّلْت ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى، يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اغْفِرْ لِي الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْت وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرَتْ " اهـ

Tentang (Ya Allah karena-Mu aku berpuasa), dan disunnahkan juga menambahnya dengan "Dan kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah, dan telah ditetapkan pahalanya, InsyaAllah ta'alaa, Wahai Pemilik Karunia Yang Luas, ampunilah dosaku, segala puji bagi Allah yang memberikan petunjukan kepadaku maka aku berpuasa, dan memberikan rizqki kepadaku maka aku berbuka"

Selain itu juga sebutkan didalam kitab fiqh ulama Hanafiyah, Tabyin Al-Haqaiq syarh Kanz Ad-Daqaiq karya Fakhruddin 'Utsman bin 'Ali al-Zaila'i dan Majmu' al-Anhar fi Syarhi Multaqal Abrar karya Syaikh Abdurrahman Afandi :

ومن السنة أن يقول عند الإفطار  اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْت وَعَلَيْك تَوَكَّلْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت وَصَوْمَ الْغَدِ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ نَوَيْت فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْت وَمَا أَخَّرْت

"Dan diantara sunnah yaitu berdo’a ketika berbuka puasa “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, dan atas rizqi-Mu aku berbuka, puasa Ramadhan besok aku berniat , maka ampunilah kesalahanku yang telah lalu dan yang akan datang".

Semoga bermanfaat...

Related Posts

6 komentar

  1. Abdi mah sok kieu kang, alhamdulillah ya Allah dinten ieu abdi tos tiasa puasa, sareng buka ku rizki gusti...mudah2an ditampi ibadah abdi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sae pisan kang... gusti Allah mah sanes urang arab kang :)

      Hapus
  2. Semua doa tersebut yang tidak bertentangan dengan agama memang tidak salah jika kita baca kok, namun yang paling kuat/sah dari Rasulullah adalah yang Dzahabashshomau..dst
    Benar kang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. semuanya juga kuat, coba fahami lagi artikel diatas

      Hapus
  3. Mengamalkan do'a yang paling sah yaitu dzahabazhoma'u... dst yang datangnya dari Rasulullah adalah sbg bentuk ittiba' kita terhadap sunnah beliau. Akan tetapi kalau mau berdo'a dgn yang lain asalkan tdk meyakini do'a itu dari Rasulullah, maka tidak mengapa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. do'a yang lain juga dari Rasulullah kok, cuman diperdebatkan dari periwayatan saja..

      Hapus

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter